PADANG – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berharap penerbangan langsung Padang - Kuala Lumpur segera dibuka dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata antara Sumbar dan Malaysia setelah sebelumnya ditutup sejak pandemi COVID-19.
“Dua pekan lalu Gubernur Sumbar sudah beraudiensi dengan Kementerian Maritim dan Investasi membahas soal ini. Namun, karena pandemi belum berakhir, pemerintah pusat masih membatasi, ” kata Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Luhur Budianda di Padang, Selasa (19/7).
Menurut Luhur, semua penerbangan internasional akan dibuka kembali secara bertahap. Akan tetapi, kekhawatiran ada peningkatan kasus COVID-19 di daerah menyebabkan pemerintah pusat masih membatasi.
“Akan tetapi, kami berharap penerbangan ini dibuka sekarang, karena sudah ada rencana perjalanan wisata pada September, ” kata dia.
Ia menyebutkan, pasar terbesar perjalanan wisata Sumbar dari luar negeri adalah wisatawan Malaysia mencapai 73 persen.
“Kami berharap penerbangan Kuala Lumpur Padang buka. Kami sudah bekerja sama dengan maskapai Air Asia. Mereka siap, tapi pintu belum dibuka, ” kata dia.
Apalagi sudah ada 1.000 wisatawan asal Malaysia yang akan masuk ke Sumbar pada Agustus dan 1.000 orang pada September.
“Jika penerbangan belum dibuka. Biaya yang dikeluarkan wisatawan terlalu besar. Karena, dari Malaysia menyeberang ke Dumai, lalu perjalanan darat ke Padang sehingga selain biaya besar juga melelahkan, ” kata dia.
Baca juga:
Masjid di Padang Bakal Ramah Anak
|
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat sebanyak 61.131 wisatawan asing berkunjung ke Sumatera Barat sebelum pandemi COVID-19 pada 2019 atau mengalami kenaikan 3, 33 persen dibandingkan 2018 yang hanya 54.383 orang.
“Dari 61.131 wisatawan asing yang berkunjung ke Sumbar paling banyak berasal dari Malaysia mencapai 46.730 orang.
Pada 2019 tersebut, selain dari Malaysia, kunjungan wisatawan asing terbanyak berasal dari Australia sebanyak 3.069 orang, Amerika Serikat 707 orang, Perancis 670 orang, Singapura 598 orang. Kemudian, China 416 orang, Inggris 436 orang, Thailand 326 orang, Jerman 310 orang, Jepang 290 orang dan negara lainnya 7.579 orang.
Sebelumnya, Konsul Pelancongan atau Direktur Tourism Malaysia di Medan Hishamuddin Mustafa berharap sektor pariwisata segera bangkit sehingga kunjungan wisatawan antara Indonesia dengan Malaysia bisa kembali ramai.
“Setelah hampir dua tahun pariwisata anjlok akibat pandemi COVID-19, kami berharap pada tahun ini bisa kembali pulih sehingga kunjungan wisatawan antara dua negara kembali ramai, ” kata dia.
Ia menyampaikan pada prinsipnya maskapai di Malaysia sudah siap kembali membuka penerbangan antar negara.
“Akan tetapi, masih menunggu dibukanya penerbangan di Indonesia, begitu dibuka tentu dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, ” kata dia.
Ia melihat kunjungan wisata antara Malaysia dengan Padang cukup tinggi karena kedua daerah punya hubungan emosional yang kuat.
“Warga Sumbar banyak yang berwisata ke Malaysia mulai dari berlibur, berobat hingga belajar, sebaliknya warga Malaysia juga banyak yang berkunjung ke Bukittinggi, ” katanya. (**)